Kue Klepon Tidak Islami ( kok bisa??? )


Klepon merupakan salah satu jenis kue jajanan pasar yang khas dari Indonesia. Kue klepon ini termasuk dalam golongan kue basah yang banyak digemari. Karena selain memiliki rasa yang enak, kue tradisional ini memiliki tekstur yang sangat lembut dan kenyal.
Dan tidak menggunakan pewarna kimia yang bisa mengganggu kesehatan anggota keluarga. Simak cara berikut.

Bahan-bahan:
- ½ Buah kelapa setengah tua, kupas, parut kasar
- ¼ Sdt garam
- 1 Lembar daun pandan
- 250 Ml air hangat
- 30 Lembar daun suji, tumbuk halus
- 3 Tetes pewarna hijau
- 225 Gram tepung ketan
- 40 Gram tepung kanji
- ¼ Sdt garam
- 125 Gram gula Jawa, sisir halus
- Daun pisang untuk sudi


Cara Membuat:
1. Kukus kelapa parut, garam, dan daun pandan selama 15 menit, sisihkan.
2. Tuang sebagian air hangat sedikit-sedikit ke dalam daun suji tumbuk sambil diremas-remas lalu saring dan tambahkan pewarna hijau.
3. Aduk tepung ketan, tepung kanji, dan garam. 
Tambahkan air daun suji dan sisa air hangat sambil diuleni hingga rata.
4. Ambil satu sendok teh adonan klepon.
Tambahkan gula Jawa lalu bulatkan.
5. Rebus klepon di dalam air mendidih hingga terapung.

Kue tradisional klepon tengah menjadi perbincangan hangat di jagad media sosial. Lantaran diisukan kue yang identik berbentuk bulat itu dia dianggap sebagai makanan yang tidak Islami.

Itu terjadi setelah penggalan foto kue Klepon dengan tulisan kapital "kue Klepon tidak Islami" sengaja diviralkan pihak yang tak bertanggungjawab.

Seorang warganet dengan akun Facebook bernama Mayumi Fujimoto membeberkan kronologi viralnya "Kue Klepon Tidak Islami.” 

Menurutnya, sekitar 16 jam sebelum viral ada yang memposting foto kue Klepon dengan tujuan sarkas atau false flag. Foto itu lengkap dengan tulisan kue Klepon tidak islami, serta keterangan "Yuk tinggalkan jajanan yang tidak Islami, dengan cara membeli jajanan Islami, aneka Kurma tersedia di toko syariah kami". 


Kemudian di dalam foto itu ada kredit bertuliskan, "Abu Ikhwan Aziz" dengan huruf kapital. Foto tersebut diunggah di Facebook dengan akun bernama Erma Retang. 

Namun kini, menurut Mayumi postingan dari Erma Retang tersebut sudah dihapus. "Ditrack gak ada namanya "Abu Ikhwan Aziz" di setiap sosmed dan belanja.

Lanjut Mayumi, sore harinya, akun bernama Abu Ikhwan Aziz baru dibuat dua sekaligus dengan domain yang berbeda, tapi domainnya fake. 

Di atas pukul 17:30 muncul lagi "Abu Ikhwan Aziz" baru dan kali ini mengunggah gambar. Mayumi meminta agar pihak terkait tidak memfitnah muslim dengan nama-nama serba Islami. Padahal tidak ada nama "Abu Ikhwan Aziz" di media sosial  manapun.  

"Seharusnya kalau dia ngepost seperti ini , harus ada sourcenya. dan sourcenya saja fiksi, gak ada dan dibuat buat.

Kemungkinan influencer karena friendlist-nya di-hide, dan comment section-nya tutup, satu ini emang kreatif banget, buat desain," tulis Mayumi.

Dalam postingan-nya, Mayumi menyayangkan publik figur yang turut mem-blowup postingan fitnah tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa false flag atau operasi bendera palsu adalah sebuah fitnah yang seakan akan pihak tertentu membuatnya.

Padahal yang membuat event tersebut adalah dia sendiri. Dalam kasus ini, seakan-akan pihak Muslim "Abu Ikhwan Aziz" yang membuatnya, sementata tidak ada orangnya.

 Terima kasih telah membaca ini semoga bermanfaat

Comments

Popular posts from this blog

Istilah - istilah Gay Sekedar Tahu

Pasar Manuk atau Pasar Burung Muntilan , Pasar Klitikan

Viar Motor Roda Tiga Penumpang Asli Dari Viar ( wong deso )