Posts

Showing posts from July, 2018

Pemilik Kebun Jambu Bangkok Maaf Kalau Buah Jambunya Sering Hilang

Image
Saat ini dunia yang aku jalankan adalah sebagai pedagang sayur di Pasar Sayur Muntilan. Setiap hari aku sering melihat sayur dan juga buah. Saat aku melihat buah jambu aku sering teringat saat masa kecil sering sekali makan jambu bangkok. Namun kini jambu bangkok sudah sangat jarang. Kebayakan jambu yang di jual di pasar jambu kristal yang harganya sekitar Rp 6.000,- sampai Rp 12.000,- sedangkan ada jenis lain lagi yaitu jambu merah dengan harga sekitar 5000 an untuk per kg. Dulu jujur saat duduk di bangku SD yang setiap harinya hanya diberi uang saku Rp 50,-  , ini bukan hoak ini adalah fakta dan uang saku segitu sering aku gunakan untuk beli bihun goreng sepincuk dan nasi aking goreng 1 bungkus saat istirahat sekolah tiba. Pulang sekolah tentu perut lapar aku pulang dengan teman yang tinggal di dusun yang sama dan melewati dusun tetangga di mana di depan dusun ada yang menanam pohon jambu cukup banyak. Disini terkadang tergiur untuk ikut mencicipi buah jambu tersebut.

Tempik Gundul, Wisata Gunung Kidul

Image
Ha ha ha mendengar nama Tempik Gundul tentu sebagian orang bahkan banyak orang sangat penasaran dengan tempat wisata ini. Masih penasaran dengan nama yang unik ini,  bukan sebuah masalah. Tapi masalah besarnya yaitu negatif tinking-nya itu atau pikiran negatif. Karena mungkin banyak orang jawa langsung dengar kata atau baca kata tempik gundul langsung berfikir ke hal yang porno grafi. Ha ha ha tentu semakin penasaran dengan nama yang fenomenal yaitu Tempik Gundul. Memang kalau di pikir - pikir nama Tempik Gundul bisa di katakan  saru ( bahasa jawa)  tapi lucu membuat sangat penasaran banget. Lalu apa mungkin nama Tempik Gundul adalah sebuah nama tempat wisata. Ha ha ha sangat ironis bangit ini nama tempat wisata yang membuat calon pengunjung ingin benar - benar tahu tempat wisata ini yang dengan nama sangat menggelitik dan semakin bertanya - tanya kebenaran tentang suatu tempat wisata yang dengan nama sangat aneh dan berfikir yang tidak - tidak karena bernama Tempik Gundul Ha ha ha

Wisata Baru Taman Ramadanu Magelang, Lokasi Taman dan Harga Tiket Masuk

Image
Sungguh luar biasa dengan hadirnya wisata baru Taman Ramadanu Magelang akhir - akhir ini menunjukkan perkembangan dunia wisata Magelang yang sangat menginpirasi karena munculnya beberapa obyek wisata bernuansa taman bunga yang apik dan menarik untuk di kunjungi baik wisatawan lokal maupun manca negara. Ada sedikit lagu menginspirasi istilahnya ora weroh Paris ora popo,  ora weruh Amerika ora popo,  ora weruh Belanda ora popo tapi yen ora weroh Magelang marakke gelo , mergo duite ora ono ( bahasa Jawa).  Taman Ramadanu dengan luas sekitar 3000 meter persegi yang baru dibuka belum lama ini yaitu pada bulan Juni 2018 menambah deretan panjang destinasi wisata Magelang yang wajib dikunjungi dan tempat ini telah banyak memikat banyak pengunjung terutama untuk wisatawan lokal. Taman dengan konsep ala kincir angin Belanda yang menjadi poros dari taman dan di kelilingi bunga zinna dan bunga celosia yang berwarna kuning dan juga merah merona medominan sangat membuat panorama taman ini

Supriyadi Sragen ( Upeel Cilik )

Ya sebuah pertemuan yang tak pernah diduga dan dinyana... Semua adalah takdir yang maha kuasa. Akhir 2004 adalah awal sebuah perjalan yang penuh warna menarik. Ya sebuah perusahan retail terkenal berbasis mini market membawa ke sebuah kota hujan yaitu Bogor. Saat mengawali perjalan hidup ini dipertemukan dengan beberapa orang dari beberapa daerah yaitu Solo ( Karang Ayar,  Kartosuro) , Sragen,  Cilacap dan lain sebagainya. Berbagai kebiasaan dan juga adat serta bahasa terdapat banyak perbedaan. Ternyata sulit untuk berbicara dengan orang yang berasal dari Cilacap karena tutur kata pengucapan yang cepat sedangkan ada beberapa kata yang berbeda. Seperti batur atau konco (teman),  kencot atau ngeleh , luweh atau lapar,  becer atau belonjo atau belanja dan masih banyak lagi yang lain. Sedangkan untuk bahasa dari Klaten,  Solo,  dan Sragen kita hampir hampir sama dengan Magelang. Awal merantau kami satu kontrakan dengan Yanto ( Karang Anyar)  Supriyadi ( Solo)  , Sarwono ( Solo)  Dan Sup