Suasana Pasar Sayur Muntilan

Suasa Pasar Sayur Muntilan sana sini silih berganti membawa mobil bak terbuka berhiaskan terpal tertata dengan di penuhi berbagai sayur mayur segar aneka rupa dan warna,  perlak perlik cabai merah kriting dan rawit memperlengkap hiasan bak terbuka tersebut.

Bukan waktu yang sebentar suasa pasar sayur Muntilan mencengkam penuh hiruk pikuk kesimpang siuran harga yang tak kunjung membaik. Terjun,  terjungkat,  bangun,  ditendang harga sayur mayur yang membuat pedagang resah dan bingung. Hanya sekitar 4 bulan ini harga jadi kacau balau membuat resah gelisah gunda gulana membakar otak di kepala (hi lih bahasa super duper wah bel gedes). Entah apa yang membuat sikon ini caruk maruk  yang menghancurkan senyum ceria para pedagang sayur yang hampir setiap hari disayat dengan keadaan yang tak kunjung baik.

Baiklah kisanak pembaca setia secara logika pedagang tidak bisa membuat harga. Harga bergantung pada ketersediaan barang dan permintaan barang. Semakin tinggi permintaan semakin tinggi harga barang apabila ketersediaan barang menipis , dan semakin rendah permintaan semakin rendah harga barang apabila ketersediaan barang melimpah dan lain sebagainya.
Atau dapat di jabarkan sebagai berikut untuk saat ini:
Akhir - akhir ini siklus perekonomian yang carut marut tidak karuan kebutuhan meningkat dengan menjelang idul fitri dan di bulan romadhon saat ini,  ditambah lagi di barengi kenaikan kelas maupun kelulusan kelas bagi putra - putri Indonesia yang menelan banyak biaya , disisi lain biaya hidup akan sandang pangan dan papan kian meningkat denan harga BBM yang tanpa ada peluit pemberitahuan naik dan turun dengan sendirinya sehingga peningkatan akan bahan - bahan pokok terkadang kurang terkendali dan dengan kebutuhan meningkat sehingga kebutuhan akan sayur mayur di perketat. Dengan konsumen memperketat pengeluaran akan sayur mayur membuat daya beli akan sayur menurun. Dari menurunnya daya beli masyarakat membuat pengecer tidak dapat menjual dagangan sayurannya 100 % bahkan hanya bisa jadi 50 % . Dengan demikian pengecer hanya membeli tambahan dagangannya yang terjual dengan laris bahkan kadang tidak berbelanja hanya menghabiskan sisa dagangan kemarin. Dari hal tersebut berdampak pada berkurangnya permintaan sayur di pasar sayur seperti Pasar Sayur Muntilan sehingga akan terjadi barang berlebih tanpa ada pembeli. Demi menarik para pembeli untuk eceran biasanya pedagang menurunkan harga sesuai harga beli di petani. Dengan menurunya harga di pasar berpengaruh pada harga beli di petani yang ikut menurun. Dengan menurunnya harga ke petani siul - siul penurunan harga di dengan para konsumen sehinhga secara otomatis pengecer menurunkan harga dan siklus roda harga sayur mayur ini terus berputar dan sangat berkaitan erat.

Kini suasana Pasar Sayur Muntilan diresahkan dengan suasana romadhon menjelang Hari raya Idul Fitri. Biasanya para pedagang memberi bingkisan ucapan terima kasih kepada mitra tani masing - masing pedagang sesuai kemampuan. Tapi dengan suasanya yang jarang membaik membuat banyak pedagang mengurungkan niatnya. Sebenarnya jika sudah niat jika kita berusaha in sha Allah terijabah.

Tips bingkisan ucapan terimakasih buat lebaran :
Ini adalah saya bukan orang pintar atau ustad tapi ini adalah tentang saya. Saya adalah pedagang kecil " bismillahirohmanirohim" semoga bukan menjadi riza tapi sebagai media saling belajar dan melengkapi.
Pada dasarnya dari awal saya sudah meniatkan / berniat untuk itu sebeluunya dimulai habis lebaran untuk lebaran besok. Jadi setiap hari, malah tidak tiap hari tapi tiap keuntunfan lumayan saya sisihkan Rp. 10.000,- atau Rp 15.000 ,- tapi jika anda pedagang kecil tetapi jika pedagang besar bisa lebih dari itu. Kemudian dalam setahun setidaknya Rp.1.500.000,- hingga Rp 3.500.000,- dapat dikumpulkan. Bagi saya pedagang kecil nominal itu cukup besar dan uang sebesar itu bisa saya gunakan untuk kebutuhan lebaran anak dan istri saya. Tapi niat yang tulus untuk itu dan di bagi rata dengan mitra tani saya dengan melihat siklus jual ketempat saya dan tahun ini saya mencoba untuk menutup mata tanpa peduli petani itu suka berganti - ganti pedagang tempat berjbesar ataupun tidak. Jadi saya coba berprinsip lillahita'ala biarkan saya memberi dengan mencoba iklas biarkan Allah yang tahu dan biarkan orang tersebut ( petani)  mentelaah semuanya , walau sriwing - sriwing bisik orang lain dan tetangga kadang kurang bersahabat dengan yang saya lakukan. Di sini saya coba tidak peduli dengan rizki besok tentang saya dan keluarga tapi pada dasarnya saya yakin jika Allah sayang dengan saya dan keluarga justru keesokan hari saya dapat lebih banyak dari itu. Kemudian saya belajar lagi dengan orang Tempuran , Pandan Retno yang orang tuanya berasal dari Grawah,  Dukun. Beliau pengusaha royal terhadap masyarakat yang justru saya nilai hartanya tak pernah habis malah bertambah terus. Sebenarnya saya belum pernah bertemu beliau tapi ceritanya membuat saya ingin seperti beliau. Oke kembali ke pada saya lagi saat ini saya mencoba berbagi tentang saya di saat yang sulit ini justru saya berusaha bersodakoh ( bismillah semoga tidak riza') bukan untuk mitra tani melainkan para janda dan duda serta orang tua mungkin nilai untuk perorang berupa sembako itu kecil tapi secara fakta itu saya bisa buat menyenangkan keluarga. Tapi sebagai mitra paytren saya pernah membaca bahwa Yusup Mansyur mensedekahkan semua uangnya dan kemudian malah mendapat uang yang berkali kali lipat dari apa yang disedekahkan dan di mudahkan rizkinya. Dari hal tersebut dengan bismillah dan lillahita'ala saya coba bersedekah walau sedikit entah akan dapat atau tidak yang terpenting saya sedekah sehingga hati saya lebih tentram. Kembali lagi saya bukan ustad untuk sholat saya masih seminggu sekali tapi saya islam yang masih banyak kekurangan tapi dengan berjalannya waktu semoga saya bisa menjadi lebih baik.
Ini untuk tisp buat saya sendiri semoga saya terus bisa melaksanakan dan terus berkembang melakukan ini semua dan buat pedagang semoga menginspirasi tentang ini yang ditulis dari saya.

Jadi buat rekan - rekan pedagang sayur muntilan tetap semangat dengan suasana ini. Selalu ingat dan yakin pada yang kuasa Tuhan kalau saya Allah jangan lihat perbedaannya tapi lihat bahwa kita sama manusia yang saling membutuhkan.

Inilah suasana Pasar Sayur Muntilan 05/06/2018


Comments

Popular posts from this blog

Istilah - istilah Gay Sekedar Tahu

Pasar Manuk atau Pasar Burung Muntilan , Pasar Klitikan

Viar Motor Roda Tiga Penumpang Asli Dari Viar ( wong deso )