Gunung Merapi Meletus, Mei 2018
Gunung Merapi adalah gunung aktif di Indonesia. Gunung Merapi dengan Ketinggian puncak dari permukaan laut sekitar 2.930 meter yang terletak ditengah pulau Jawa. Gunung ini sebagian besar berada di jawa Tengah karena secara administrasi lereng sisi sebelah tenggara merupakan wilayah dari Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah ) , di lereng sisi sebelah barat merupakan wilayah Kabupaten Magelang (Jawa Tengah), sedangkan lereng sisi sebelah selatan merupakan wilayah Kabupaten Sleman ( Daerah Istimewa Yogyakarta) dan untuk puncak gunung berapi yang masih berupa hutan sekitar 4 km dari puncak merupakan Taman Nasional Gunung Merapi yang sejak 2004 telah di tetapkan.
Adapun tempat wisata lain yang dapat dikunjungi di area gunung Merapi yaitu Candi Asu baca disini dan
Candi Lumbung baca disini
Candi Lumbung baca disini
Ataupun untuk sekedar berkunjung ke Pasar Talun Dukun
Gunung Merapi merupakan gunung berbahaya yang sering mengalami erupsi ( puncak keaktifan) bahkan terkadang 2 tahun sampai 5 tahun sekali. Sejak tahun 1548 sudah mengalami erupsi sekitar 70-an kali letusan.
Yang mengejutkan dan membuat khususnya kami warga lereng gunung harus mengungsi terakhir kalinya di akhir tahun 2010. Saat Gunung Merapi erupsi menimbulkan ke kwatiran yang mendalam buat kami warga lereng Gunung. Akan tetapi letusan / erupsi gunung sering terjadi kami tetap bertahan dan bermukim ditempat itu. Karena kami sudah mengetahui resiko yang terjadi dan secara garis besar dimanapun kita tinggal pasti ada resiko sendiri. Jika kita tinggal di pantai bisa saja sewaktu - waktu ada sunami di tempat rendah juga suatu saat ada banjir di perkotaan ada bahaya kebakaran dan lain sebagainya.
Lereng Gunung Merapi yang masih terdapat permukiman penduduk sampai ketinggian 1700 meter khususnya Kabupaten Magelang yang meliputi Kecamatan Srumbung, Kecamatan Sawangan dan juga Kecamatan Dukun. Banyak hal yang dapat kami nikmati sebagai lereng Gunung Merapi diantaranya mudahnya dan murahnya material bangunan seperti pasir dan batu, bahkan sebagai sumber mata pencaharian yang luar biasa bagi kami penduduk lereng gunung ini. Selain padir dan batu berkah tersendiri bagi para betani lereng gunung yang memiliki tanah yang subur ( gemah ripah loh jinawi ). Letusan gunung sering terjadi yang menimbulkan banyak kekwatiran dan ketakutan kami warga lereng gunung. Saat letusan / erupsi besar terjadi sengat mengerikan dan menakutkan karena gelapnya suasana yang disusul padamnya listrik sangat gelap gulita mencekam baik disiang maupun malam hari.
Yang dapat kami lehat warna merah di puncak gunung yang turun terus menerus. Suasana makin mencekam karena getaran tanah efek dari erupsi gunung sangat dahsyat kaca jendela bergetar dengan kuat, pintu dan jendela membuka dan menutup sendiri, suara letupan dor dor seperti mercon terdenar keras yang di sebabkan abu vulkanik gunung yang menempel pada daun bambu dan beratnya beban abu membuat bambu patah dan mengularkan suara hampir seperti mercon. Apa yang dapat kita lihat sekeliling semua berlapiskan abu vulkanik, sawah sudah tak ada warna hijau kagi. Kerugian besar atas erupsi Gunung Merapi kami rasakan setelah erupsi kami juga bingung ingin melakukan apa perekonomian lemah, hasil panen tak ada dan bingung apa yang harus kami perbuat. Tapi dengan berjalannya waktu dan berfikir positif kami kembali sadar bahwa ini adalah berkah dari sang pencipta karena Allah sayang kami penduduk lereng gunung, abu vulkanik membuat tanah kami subur selain itu bagi yang bermata pencaharian mencari pasir juga diberi berkah mudah mendapatkan pasir galiannya.
Yang dapat kami lehat warna merah di puncak gunung yang turun terus menerus. Suasana makin mencekam karena getaran tanah efek dari erupsi gunung sangat dahsyat kaca jendela bergetar dengan kuat, pintu dan jendela membuka dan menutup sendiri, suara letupan dor dor seperti mercon terdenar keras yang di sebabkan abu vulkanik gunung yang menempel pada daun bambu dan beratnya beban abu membuat bambu patah dan mengularkan suara hampir seperti mercon. Apa yang dapat kita lihat sekeliling semua berlapiskan abu vulkanik, sawah sudah tak ada warna hijau kagi. Kerugian besar atas erupsi Gunung Merapi kami rasakan setelah erupsi kami juga bingung ingin melakukan apa perekonomian lemah, hasil panen tak ada dan bingung apa yang harus kami perbuat. Tapi dengan berjalannya waktu dan berfikir positif kami kembali sadar bahwa ini adalah berkah dari sang pencipta karena Allah sayang kami penduduk lereng gunung, abu vulkanik membuat tanah kami subur selain itu bagi yang bermata pencaharian mencari pasir juga diberi berkah mudah mendapatkan pasir galiannya.
Gunung Merapi kembali mengejutkan kami warga lereng. Suara gemuruh terdengar cukup lama suara peringatan dari toak masjid dikumandangkan agar warga keluar dari rumah. Saat itu pula warga berhambur keluar dari rumah dan meninggalkan aktifitas yang sedang dijalani. Hari Jum'at tanggal 2018 sekitar jam 07.30 WIB pagi dikejutkan adanya erupsi Gunung Merapi tapi bagi kami warga lereng dalam kondisi amat tenang karena erupsi hari ini tidak begitu berdampak berarti hanya sedikit mengejutkan saja.
Erupsi atau ketusan yang terjadi saat ini hanya freaktif saja atau dapat dikatakan letusan gas atau sekedar hembusan asap dan material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan. Atau untuk bahasa kami Gunung Merapi sedang kentut dan ada ampas sedikit yang ikut. Celoteh kami untuk menghibur diri membuang rasa kwatir yang berlebih.
Letusan seperti ini biasanya tidak disertai oleh awan panas ( wedus gembel ) yang terkadang panasnya hingga 300 ' C dan turun kelereng gunung.
Letusan seperti ini biasanya tidak disertai oleh awan panas ( wedus gembel ) yang terkadang panasnya hingga 300 ' C dan turun kelereng gunung.
Mungkin kejadian ini akan di buat oleh media massa semakin wah dan wah sehingga tetkadang kawi yang berada di lokasi dalam kondisi yang aman dan masih tenang akan tetapi saudara kami yang jauh sangat mengkwatirkan kondisi kami ketika terjadi letusan seperti ini.
Berbeda dengan kondisi di Pasar Bubrah tempat dimana para pendaki gunung berada karena tempat ini begitu dekat dengan puncak dan bagi pendaki yang mengawali pendakian sekitar jam 01.00 WIB dini hari kemungkinan sekitar Jam 07.30 sedang menikmati indahnya dan sejuknya suasana puncak yang kemudian di kejutkan dengan letusan itu. Akan tetapi dari banyaknya pendaki tentu ada yang takut dan kwawatir yang sangat akan tetapi ada pula yang mencari kesempatan merekam baik foto maupun video atas kejadian ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan Gunung Merapi Meletus , Mei 2018 , terimakasih atas kunjungannya.